
Malam Ramadan di Tetebatu Selatan: Syahdu dalam Lantunan Tadarusan
Tetebatu Selatan, Lombok Timur - Setiap bulan Ramadan,
suasana religius semakin terasa di berbagai pelosok desa, termasuk di Dusun
Lekong Pituk dan Dusun Keselet Aren. Salah satu tradisi yang tetap lestari
hingga kini adalah tadarusan, yakni membaca Al-Qur'an bersama di masjid setelah
salat Tarawih. Di Masjid Jami' Syafaaturrogibin, tradisi ini menjadi momen
istimewa yang mempererat kebersamaan warga.
Keistimewaan Tadarusan di
Masjid Jami' Syafaaturrogibin
Setelah menunaikan salat Tarawih, jemaah tidak langsung pulang. Sebagian besar memilih untuk berkumpul di dalam masjid dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an secara bergiliran. Suara lantunan ayat-ayat Al-Qur'an menggema di dalam masjid, menciptakan suasana yang khidmat dan penuh ketenangan. Tak hanya kaum dewasa, para pemuda dan anak-anak juga turut serta dalam tadarusan, menunjukkan bahwa tradisi ini tetap hidup di kalangan generasi muda.
Antusiasme Warga dan
Nilai Kebersamaan
Warga Dusun Lekong Pituk
dan Dusun Keselet Aren menyambut tadarusan ini dengan antusias. Setiap malam,
masjid dipenuhi oleh jemaah yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Beberapa warga membawa mushaf sendiri, sementara yang lain menggunakan mushaf
yang telah tersedia di masjid. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang ibadah,
tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Selain membaca Al-Qur'an, biasanya di sela-sela tadarusan, terdapat sesi diskusi singkat mengenai makna ayat-ayat yang dibaca. Hal ini menambah wawasan keislaman para peserta dan membuat mereka semakin memahami isi kandungan Al-Qur'an.
Tradisi yang Terus
Lestari
Tadarusan di Masjid Jami' Syafaaturrogibin telah berlangsung turun-temurun dan tetap dijaga hingga saat ini. Bagi warga, Ramadan bukan hanya tentang menjalankan ibadah puasa, tetapi juga momen memperbanyak amal ibadah, salah satunya melalui tadarusan. Semangat kebersamaan dan kekhusyukan dalam membaca Al-Qur'an inilah yang membuat suasana Ramadan di Dusun Lekong Pituk dan Dusun Keselet Aren semakin istimewa.
Dengan adanya tadarusan, Ramadan di kedua dusun ini bukan hanya menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah secara individu, tetapi juga sebagai sarana memperkokoh ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat. Semoga tradisi ini terus terjaga dan semakin berkembang di masa yang akan datang.